Dahulu orang menganggap elemen yang paling dasar yang membentuk atau bumi kita ini adalah Udara, Api, Air dan Tanah. Nenek moyang kita percaya bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini atau alam semesta ini disusun dari 4 elemen dasar terebut. Dalam perkembangannya ternyata partikel paling kecil adalah Atom. Sampai tahun 1900, manusia percaya bahwa Atom adalah partikel paling kecil. Mereka menganggap bahwa Atom inilah yang menyusun segala sesuatu di dunia ini. Ilmu pengetahuan terus berkembang dan kemudian ternyata setelah dilakukan eksperimen bahwa Atom itu masih mempunyai partikel yang lebih kecil yang disebut inti Atom, yang terdiri dari partikel Proton dan Neutron. Manusia kemudian mempercayai bahwa partikel yang paling kecil atau yang paling dasar yang menyusun materi adalah Proton dan Neutron. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan ternyata Proton dan Neutron ini masih dapat dipecah lagi masing-masing menjadi yang disebut dengan Quark.Menurut teori Model Standar, dunia atau alam semesta ini tersusun dari kuark dan lepton. Ada enam macam kuark, yaitu kuark up (disingkat u), down (d), strange (s), charm ©, beauty (b) dan top (t). Ada juga enam macam lepton, yaitu elektron (e), muon (μ), tau (τ), neutrino-elektron (νe), neutrino-muon (νμ) dan neutrino-tau (ντ). Masing-masing lepton dan kuark memiliki antipartikel yang memiliki massa yang sama dengan partikelnya, tetapi memiliki muatan listrik yang berlawanan.Keduabelas partikel ini mempunyai massa yang berbeda. Umumnya partikel-partikel ini dikelompokkan ke dalam tiga kelompok (tiga generasi). Generasi pertama merupakan kelompok partikel yang memiliki massa yang paling ringan. Generasi pertama ini terdiri dari kuark u, kuark d, neutrino-elektron, dan elektron. Partikel-partikel generasi kedua memiliki massa lebih besar dari generasi pertama. Generasi ini meliputi dari kuark c, kuark s, neutrino-muon, dan muon. Generasi ketiga merupakan kelompok yang memiliki massa yang paling besar. Partikel-partikel yang termasuk generasi ketiga adalah kuark t, kuark b, neutrinotau, dan tau.( http://www.yohanessurya.com/ )
Lalu? Apa perlunya itu semua penemuan-penemuan partikel yang sangat-sangat kecil itu? Yang pasti karena memang belum ditemukan keberadaannya, tetapi upaya tersebut merupakan upaya yang penting dalam menjelaskan fenomena yang sangat fundamental, yang menjelaskan bagaimana partike-partikel berinteraksi secara fundamental di alam. Apakah mereka ingin menemukan partikel Tuhan yang menciptakan alam semesta ini ?. Apakah mereka tidak percaya bahwa penyebab tersusunnya alam semesta ini adalah Tuhan. Lalu, apakah partikel yang paling mendasar itu atau yang paling terkecil itu adalah Tuhan? Walaupun suatu saat nanti ditemukan partikel yang paling mendasar yang menyebabkan terciptanya alam semesta tetapi yang pasti partikel itu bukan Tuhan.
Nah, untuk menjelaskan partikel itu adalah bukan Tuhan, sekarang marilah disimak kembali tentang makna surat Ikhlas dalam terjemahan dan penafsiran yang lain.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Mungkin terjemahan diatas perlu dilakukan re-intepretasi arti “Esa”. Esa berasal dari bahasa Pali (bahasa yang dipakai kitab-kitab Buddhisme) yang mempunyai arti “Nirbana” atau “tiada” (Badhe Dammasubho, Goenawan Mohamad). Lebih pas kalau diterjemahkan Tunggal, karena tunggal itu secara matematis tidak dapat dibagi atau dipecah-pecah. Ia adalah satu-satunya, tiada yang lain. Sehingga terjemahannya menjadi “ Katakanlah: “ Dia-lah Allah , Yang Maha Tunggal.
اللَّهُ الصَّمَدُ Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dari sudut bahasa, ash shomadu mempunyai arti 1) Tumpuan harapan dan 2) Sesuatu yang sangat padat, sehingga bagaikan batu yang tidak berongga (M Quraish Shihab). Arti yang pertama, sudah umum diterjemahkan bahwa Allah itu merupakan tumpuan harapan seluruh makhluk yang ada di alam semesta ini . Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini semua bergantung kepada Allah. Arti yang kedua inilah yang berhubungan dengan konteks artikel ini. Bahwa digambarkan oleh ayat ini bahwa Allah itu adalah sesuatu yang sangat padat, sehingga bagaikan batu yang tidak berpori-pori, sesuatu yang tidak ada lubangnya sehingga tidak ada yang masuk kedalam sesuatu itu. Ini menggambarkan bahwa Tuhan itu tidak makan dan minum. Sesuatu yang sangat padat bagaikan batu yang tidak berpori-pori ini juga dapat menggambarkan bahwa sesuatu itu yang sangat kecil (element yang mendasar), lembut dan halus sehingga tidak ada sedikitpun rongga atau pori-pori. Ini merupakan gambaran Allah itu yang maha halus sebagaimana yang disebut dalam nama Tuhan Maha Halus ( Al Latif).
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dalam kontek partikel Tuhan, maka ayat ini menggambarkan bahwa sesuatu yang sangat kecil (yang merupakan element yang paling mendasar dalam penyusunan alam semesta ini), yang halus dan lembut ini tidak dapat dibelah atau dipecah lagi maupun membelah. “Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan” dalam kontek partikel ini. Partikel yang kecil, sangat halus dan lembut ini tidak dapat membelah dan tidak dapat dibelah atau dipecah lagi. Ilmu pengetahuan mungkin dapat menemukan pertikel yang paling kecil dan mendasar di masa yang akan datang, yang merupakan partikel yang menyusun alam semesta ini. Tetapi Tuhan sudah membatasi dalam ayat berikutnya bahwa partikel yang sangat kecil itu bukan Tuhan. Apa yang yang disampaikan Allah dalam firman-Nya ?
وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Jadi, walaupun para ilmuwan menemukan partikel yang paling mendasar dalam pembentukan alam semesta ini. Tuhan berfirman bahwa partikel tersebut tidak setara dengan Dia Allah yang maha besar. Dalam ayat lain QS Asy Syuura (42) ayat 11 dikatakan bahwa لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.Laisa kamislihi syaiun yang berarti tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia.Jadi, apapun yang ditemukan oleh para ilmuwan tentunya tidak ada seorangpun atau sesuatu pun yang setara dan serupa dengan Allah. Dan Allah-lah yang menciptakan partikel itu.
(Syaikh Sufi Akhir Zaman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar